Dan aku menangis. Menangis untuk lelaki yang paling kubenci di seantero bumi
November 1st, 2009
0 Comments
Jakarta siang hari. Hangat kerontang sesak oleh wajah-wajah diburu waktu, sibuk berlalu lalang tak tentu arah. Perutku sudah berbunyi minta diisi. Ya, semalam si kecil sakit, badannya panas sekali, membikin aku dan istriku wajib mengalah, menganti jatah makan malam dan sarapan pagi kami dengan sebotol kecil sirup penurun panas dan seplastik bubur balita. Kucomot sebuah pisang goreng, dan sebuah lagi, lalu menenggak sisa kopi di gelas hingga...